Jumat, 04 November 2016

Tradisi pernikahan adat sunda

  Ilmu Budaya Dasar 1
      Tradisi Pernikahaan Adat Sunda

Kelompok 1 :
Alisa Agustia (10216616)
Jordy Wahyu Satrio Alfarel (13216750)
Mansuraj (14216241)
Novella Kusuma Wardhani (15216481)
Qory Syahrani (15216883)
Robi Unmadun (16216652)



     Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kami akal, budi, dan pikiran yang kemudian bermanfaat bagi kami khususnya dalam pembuatan makalah ‘’Tradisi Pernikahan Adat Sunda’’ ini. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada :
1.       Orangtua
2.       Dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Budaya Dasar Ibu Ramitha Hapsari, S.I.KOM.
3.       Serta teman-teman yang secara tidak langsun telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. 



BAB I
Latar Belakang
Pernikahan adalah sebuah momen disatukannya sepasang kekasih  pada ikatan suami istri yang disahkan didepan banyak orang dan di hadapan Tuhan, tentunya diakui oleh negara. Tidak dipungkiri, pernikahan adalah momen penting dalam kehidupan setiap manusia. Pada dasarnya arti pernikahan itu hakikatnya sama dan tidak ada perbedaan di setiap kebudayaan,karena bisa di artikan tujuan dari pernikan itu,menjalin hidup yang baru untuk mencapai suatu kebahagiaan,dan hanya akan  terjadi satu kali dalam seumur hidup.

Tapi akan berbeda dengan konsep kebudayaan dan upacara adatnya,karna di setiap etnis itu mempunyai keyakinan yang berbeda beda.sehingga di setiap etnis akan mempunyai cara tersendiri untuk melakukan ritual pernikahan keagamaanya.tetapi sangat di sayangkan kian hari kebudayaan ritual keagamaan pernikahan di setiap etnis semakin terkikis khususnya di etnis Sunda.

        Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya. 

Unsur-unsur kebudayaan sunda

1.      Bahasa
Bahasa Sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-usuk bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain yaitu :
1. Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
2. Bahasa Sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya.
3. Bahasa Sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
Namun demikian, di Serang, dan Cilegon, bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh etnik pendatang dari Jawa.

2. RELIGI
Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai adanya kekuatan gaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi, dan lain-lainnya.

3. TEKNOLOGI
Hasil-hasil teknologi terkini sangat mudah didapatkan seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang dasa jaman dulu masih menggunakan alat-alat tradisional, kini sekarang telah berubah menggunakan alat-alat modern, seperti traktor dan mesin penggiling padi. Disamping itu juga sudah terdapat alat-alat telekomunikasi dan barang elektronik modern.

4. MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda adalah
1. Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.
2. Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.
3. Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.
Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak.

5. ORGANISASI SOSIAL
Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua belh phak orang tua. Pada saat menikah, orang Sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar ketentuan agama. Setelah menikah, pengantin baru bisa tinggal ditempat kediaman istri atau suami, tetapi pada umumnya mereka memilih tinggal ditempat baru.
 

BAB II
Nilai-nilai adat suku sunda

            Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). 
Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis dipertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk  mempertahankannya.
         Budaya Sunda memiliki banyak kesenian, diantaranya adalah kesenian sisingaan, tarian khas Sunda, wayang golek, permainan anak-anak, dan alat musik serta kesenian musik tradisional Sunda yang bisanya dimainkan pada pagelaran kesenian.Sisingan adalah kesenian khas Sunda yang menampilkan 2–4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari. Sisingaan sering digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acara khitananWayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan karakter tertentu dalam suatu cerita pewayangan. Wayang dimainkan oleh seorang dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang di mainkan. Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik. 



BAB III
Tradisi Pernikahan Adat Sunda

NEUNDEUN OMONG (MENYIMPAN UCAPAN)
Pada prosesi pertama adalah pembicaraan antara kedua pihak orang tua mempelai atau walinya yang dipercaya jadi menjadi utusan pihak pria yang mempunyai rencana untuk mempersunting seorang wanita sunda. Orang tua atau wali datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang wanita akan dilamar. Sebelumnya orang tua masing-masing memang telah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau sang pria dan wanitanya sudah sepakat untuk mengikat janji dalam suatu ikatan pernikahan. Selanjutnya orang tua pria datang sendiri atau menyuruh orang lain ke rumah sang wanita untuk menyampaikan niatnya. Intinya, neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang mengharapkan sang wanita agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau wali membutuhkan kepandaian berbicara, berbahasa dan penuh keramahan.
NAROSAN ATAU NYEUREUHAN (LAMARAN)
Prosesi melamar atau meminang ini adalah sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Prosesi ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip pada tahap pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua pria biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun untuk pameungkeut yaitu tali pengikat kepada calon pengantin wanitanya. Biasanya berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang disepakati untuk melangsungkan pernikahan. 
TUNANGAN
Prosesi pernikahan adat sunda yang ketiga adalah prosesi patuker beubeur tameuh, yaitu dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada sang wanita.
SESERAHAN (NYANDAKEUN)
Pada 3 – 7 hari sebelum pernikahan, calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan dan lain-lain.
NGEUYEUK SEUREUH
Ini adalah prosesi yang tidak wajib atau pilihan. Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilakukan sesaat sebelum akad nikah. Tahap ini dilakukan sebagai berikut:
a. Dipimpin Pengeuyeuk.
b. Pengeuyek menyuruh kedua calon pengantin untuk meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawantenpangradinan dan sebagainya.
c. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk.
d. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
e. Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan rajin bekerja.
f. Membuka kain putih penutup Pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda.
g. Membelah mayang jambe dan buah pinang oleh calon pengantin pria. Mempunyai makna agar keduanya saling mengasihi dan bisa menyesuaikan diri.
h. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali oleh calon pengantin pria.

MEMBUAT LUNGKUN

Saling hadapkan dua lembar sirih bertangkai. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya agar kelak rejeki yang didapat jika berlebihan bisa dibagikan kepada saudara dan handai taulan.

BEREBUT UANG

Prosesi ini dilaksanakan di bawah tikar sambil disawer. Bermakna berlomba-lomba dalam mencari rejeki dan disayang keluarga


BAB IV
Tahapan Tradisi Adat Sunda

PROSESI UPACARA PERNIKAHAN
a. Penjemputan Calon Pengantin Pria
Dilakukan oleh utusan dari pihak wanita.
b. Ngabageakeun
Ibu calon pengantin wanita menyambut dengan mengalungkan bunga melati kepada calon pengantin pria. Kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.
c. Akad Nikah
Petugas KUA, para saksi dan pengantin pria telah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar.Kemudian didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiungpanjang, yang bermakna penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka ketika kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
d. Sungkeman
Meminta ampun kepada kedua orang tua.
e. Wejangan
Dilaksanakan oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
f. Saweran
Kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun mengandung petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi dengan payung yang besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
g. Meuleum Harupat
Pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lalu harupat dipatahkan oleh pengantin pria.
h. Nincak endog (Menginjak Telur)
Pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap oleh pengantin wanita.
i. Muka Panto (Buka Pintu)
Diawali mengetuk pintu tiga kali. Lalu diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.Prosesi pernikahan adat sunda saat ini mulai disederhanakan, melihat prosesinya yang begitu panjang dan melelahkan. Bahkan menurut sebagian ulama, Prosesi pernikahan ini terlalu mubazir sebab ada prosesi menginjak telur yang diibaratkan sangat tidak menghargai kreasi Yang Maha Kuasa. Namun adat tetap saja adat, bagaimanapun bangsa ini tetap harus melestarikan adatnya  yang ada.

TRANSKIP WAWANCARA KEPADA NARASUMBER

Q    : selamat siang kang, disini kita ada tugas kampus , untuk mewawancara pernikahan tradisi sunda , bisakah anda membantu saya ?
A       : iya , boleh atuh
Q       : bisa tolong jelaskan apa saja tahap-tahap dalam pernikahan adat sunda ?
A        : pertama ada neudeun omong yaitu berminat mempersunting seorang gadis , lalu narusan atau lamaran dan setelah itu kami tunangan kemudian melakukan seserahan dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan. Seminggu atau 3 hari menjelang peresmian pernikahan, di rumah calon mempelai berlangsung, persiapan proses dari pernikahan yaitu siraman atau ngebakan. lalu, ngecagkeun alsun dilaksanakan sehari sebelum acara resepsi, dilakukan di rumah calon pengantin terus ngaras yaitu membasuh kedua telapak kaki orang tua. Ada juga ngerik, yaitu mengerik bulu-bulu yang di sekitar wajah agar hasil riasan baik.
Setelah itu, ngeuyeuk seureuh yaitu daun sirih diikat menggunakan benang. Membuat lungkun diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Dan upacara prosesi pernikahan, yaitu penjemputan calon pengantin pria oleh utusan dari pihak wanita.
Q : Wah, terimakasih banyak ya kang sudah bersedia untuk diwawancarai.
A : Iya atuh, sama-sama atuh.


Cerpen

Nama : Alisa Agustia
NPM : 10216616
Kelas : 1EA19
Tema : Cinta Kepada Lawan Jenis
Dosen : Ramita Hapsari S.I, Kom

Cinta Datang Terlambat
Dari kejauhan Dilla terus memandang seorang laki – laki itu, yang berada di depan teras kelas. Memang sekarang ini keadaan begitu sangat berbeda dari awal bertemu, bertemu dengan Radit. Pertemuan mereka diawali kelas 10 IPS 2 dengan ketidak sengajaan  Radit salah memanggil nama nya. Saat masih sekelas Radit selalu salah memanggil nama Dilla dengan Della, memang tidak jarang semua anak, bahkan guru yang selalu salah memanggil nama Della dengan Dilla, kebetulan Dilla dan Della juga duduk bersama. Sejak saat itu Radit selalu menjahili Dilla dengan membolak - membalik  namanya. Dari kejahilan itulah mereka sering berkomunikasi langsung maupun tidak langsung.

Radit sering mengajak Hang Out bareng, nonton bioskop, menonton acara seni,musikal.  Sampai suatu hari Radit mengirim chat “Dill, lo sebenarnya sayang sama gue gak sih?”. Dilla yang membaca chat tersebut sempat kaget atas pertanyaan Radit, ia bingung ingin membalas chat dari Radit. Dilla menganggap pertanyaan dari Radit hanyalah candaan biasa. Dilla hanya membalas chat tersebut dengan candaan “Ya....tergantung, kalo lo sayang gue,gue juga sayang lo haha..”. Berawal dari Dilla membalas chat itu, ia merasakan hubungan Radit denganya agak merenggang.

Sampai suatu hari dikejutkan dengan kabar Radit telah berpacaran dengan salah satu perempuan dari Tim Basket sekolah. Dilla mengenal baik dengan perempuan itu, ia bernama Darin. Yah...Darin juga mengenal baik Dilla. Dilla mengetaui kabar itu merasakan kecewa dan merasakan rasa sakit yang terpendam dan sangat dalam. “Mungkin terlambat sudah aku mulai mencintainya.” Batin Dilla berkata.
Sebulan sudah berlalu Dilla merasakan kecewa dan sakit yang teramat dalam, diwaktu senggang Dilla menge-check inbox BBM, ia terkejut kita ia membaca pesan masuk yang berasal dari Radit  dan nama Darin masih ada di PM BBM. “Apa kabar?. Bisa gak lo jangan menghindar kalo kita ketemu?”. Dilla menjawab dengan sejujurnya “Baik, gue gak menghindar, cuman gue gak enak aja sama pacar lo, Darin”. Dilla langsung membalas BBM Radit. Tidak perlu menunggu lama BBM Radit, ia langsung membuka BBM dari Radit “Ya kok, gue paham maksud lo. Gue minta maaf yah, gue berasa nyakitin lo aja, kita setiap hari ketemu bagaikan gue musuh lo, lo selalu menghindari gue”. Dilla yang membaca nya merasa tersentuh ke hatinya. Dilla membalas “Kalo gue boleh jujur sih, sebenarnya gue sangat kecewa dan sakit banget waktu gue tau berita lo pacaran dengan Darin, gue mulai merasakn  yang namanya kehilangan entah mengapa. Oh...iya jagain Darin tuh, lo jangan sakitin dia. Gue udah kenal baik dia” Tak terasa ada cairan bening yang keluar dari matanya. Dan tak lama ada suara telpon yang berdering, ketika ia melihat Id caller nya ternyata Radit yang menelponnya ia langsung mengankat “Ya dit ada apa?” ( sambil sesenggukan menangis). Radit kaget mendengar suara Dilla “Maafin gue Dill, selama ini membuat lo kecewa dan merasakan sakit.”
“Gue gak pa – pa  kok, Dit . Tenang aja”. Dilla langsung  mengakhiri pembicaraan. Ia langsung berlari untuk memnenangkan diri ditaman.

Kini sekarang ia hanya bisa melihat Radit dari kejauhan

“Nasi sudah menjadi bubur, andai saja aku bisa memutar waktu untuk kembali dimasa itu atau memang mungkin cinta datang terlambat”